Sudahkah Kita Bersyukur?

    Masih menjadi misteri dalam dunia pergaulan anak zaman sekarang. Terkadang realita tak sesuai dengan ekspektasi, namun itu sudah tidak  menjadi hal yang lazim untuk era saat ini. Setiap orang memiliki tingkat kebahagiaannya masing-masing, memiliki caranya masing-masing, jadi tolong jangan patahkan kebahagiannya dengan ekspektasi kita. Belajarlah untuk saling menghargai antar sesama. Roda kehidupan masih terus berputar, bisa jadi hari ini kita masih beruntung, tidak ada yang tahu hari esok.

    Tidak bisa dipungkiri, jika terkadang kita masih saja khilaf dalam hal apapun. Kadang kita masih punya rasa iri kepada oranglain. Sejauh ini masih sering untuk mengeluh. Rasa ingin terlihat seperti orang lain selalu menggejolak dalam diri kita. Yang susah ingin seperti yang kaya, sedangkan yang kaya ingin seperti orang biasa saja. 

    Sudahkah kita berfikir, bahwa kita ini sebenarnya kaya? Jelas tidak semua orang sadar akan hal itu. Sudahkah kita bersyukur dengan apa yang kita punya hari ini? Jelas tidak semua orang bisa terima dengan keadaan. Kebanyakan orang menyalahkan dunia, menyalahkan keadaan, ada juga menyalahkan orang tuanya, bahkan lebih parah lagi ada yang menyalahkan Tuhan-Nya. Jika sudah seperti itu, lantas siapa sebenarnya yang salah? tidak perlu mencari jawaban, karena tidak ada yang perlu disalahkan. Seandainya kita bersyukur dengan apa yang kita punya, hal-hal yang tidak diinginkan tidak akan mungkin terjadi. Pertanyaannya: Sudahkah kita bersyukur? Jika kita mengerti dengan keadaan kita, tentu kita bisa mengendalikan diri kita untuk tetap menjadi diri sendiri tanpa harus mengeluhkan kehidupan apalagi membandingkan diri sendiri dengan orang lain. 

    Definisi kaya orang berbeda-beda, ada yang mengganggap dengan memiliki keluarga yang lengkap sudah bagian dari definisi kaya. Ada juga yang mengatakan bahwa memiliki organ tubuh yang lengkap, sudah termasuk pada definisi kaya. Dan ada juga memandang bahwa kaya itu harus memiliki uang banyak serta harta yang berlimpah. Ya, semuanya benar tergantung kita ada didefinisi yang mana. 

    Mayoritas anak muda mengangap bahwa kaya itu selalu tentang uang. Sehingga banyak sekali anak muda yang kehilangan jatidirinya sendiri. Jalan ke Mall, beli barang-barang branded, makan di restaurant mewah, dan lain sebagainya. Sebenarnya tidak semuanya dari golongan orang-orang yang berada, sebagian hanya ingin terlihat kaya, yang kesannya hanya memaksakan. Tidak munafik, zaman sekarang memang semua serba uang, tapi jika uang itu dipakai untuk gaya hidup sebanyak apapun uang yang kita punya tidak akan cukup untuk memenuhi semua itu, tapi sekecil apapun nominal uang jika dipakai untuk kebutuhan hidup pasti akan cukup. 

    Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan teman bergaul. Ada satu quotes menarik tentang realita sekarang yaitu " you  can by stuff, but you can not by class". Artinya kamu bisa membeli barang, tapi kamu tidak bisa membeli kelas. Dengan mempunyai barang-barang tersebut tidak akan merubah kelas mu di mata oranglain, itu hanya akan menimbulkan asumsi-asumsi baru lagi.Berbeda dengan orang-orang yang sebelumnya sudah memiliki kelas, mau pakai barang harga berapapun tetap akan  menuai banyak pujian dari orang lain. Itulah realita yang perlu disadari, bahwa memang dunia itu tidak adil.

     Yang pada intinya semua kembali pada diri masing-masing. Mau menyiksa diri sendiri dengan gaya hidup atau mengerti dengan kemampuan dan lebih memprioritaskan kebutuhan hidup? Kebahagian kita sendiri yang ciptakan, jadi mau bahagia dengan cara yang bagaiamana, intinya jangan lupa bersyukur!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tradisi Mopalus Kabupaten Buol

I dont know when i know.

Bagaimana itu?