Hidup Adalah Seleksi Alam

    Dewasa ini banyak sekali yang berharap lebih tentang siklus hidup. Waktu kecil melihat anak remaja yang sedang mencoba hal baru, kemudian kita juga ingin cepat menjadi remaja. Ketika sudah menjadi anak remaja, ingin cepat menjadi dewasa. Padahal banyak sekali orang dewasa yang ingin kembali kemasa anak-anak. Anak-anak lebih cenderung mementingkan ego atau lebih dikenal dengan egosentris, sedangkan orang dewasa  sudah sampai pada tahap empati. Hal ini menunjukan perbedaan fisik dan psikologis.  

     Semakin kita dewasa semakin banyak tanggung jawab yang harus diselesaikan. Masalah kian bertambah, masing-masing memiliki tingkat kesulitannya sendiri. Beda masalah beda cara penyelesaiannya. Hal itu sudah menjadi makanan sehari-hari bagi orang dewasa.

     Saat ini realita yang sedang kita saksiakan adalah siklus persoalaan berdasarkan klaster usianya, katakanlah diusia para mahasiswa. Dimana yang tadinya sering ketemu sekarang hanya bisa menjadi penonton story (Media Sosial). Semakin jauh kita melangkah maka semakin berkurang orang-orang yang akan menemani langkah kita. Semakin kita serius, semakin dunia ajak kita untuk bercanda. Dalam hal apa? tentu saja dalam hal pertemanan. Jika kita bisa berteman dengan siapapun artinya itu merupakan hal biasa. Tapi jika kita sudah sampai pada level dimana kita memilih untuk berteman dengan orang tertentu maka itu dapat dikatakan hal yang luar biasa. Mengapa demikian? karena jika sudah sampai ke tahap tersebut, artinya sudah tahu siapa yang dapat diajak berproses bersama. Kemampuan dalam memilih mana prioriotas dan mana bukan, artinya seseorang sudah ingin lebih serius dalam menjalani proses kedepannya. 

    Terkadang menjadi dewasa memang rumit, tapi tergantung bagaimana cara menanggapinya. Pada usia sekarang jadilah seorang traveler yang cerdas, yang mampu memilah hal baik dan buruk dari makna hidup. Ada dua hal yang harus kita pahami yaitu (1) jika kamu dibawah, maka kamu akan kehilangan respect, (2) jika kamu diatas, maka semakin banyak yang iri kepadamu. Sehingga sangat perlu kemampuan untuk memilih teman. Bagi sebagian orang memilih teman itu tidak baik, tapi sekali lagi hidup itu adalah pilihan. Artinya tidak ada salahnya jika seseorang itu memilih, karna sejatinya diantara kelahiran dan kematian pasti ada pilihan. 

      Jangan jadikan memilih pertemanan itu adalah hal yang sombong. Yang perlu diperhatikan dalam memilih yaitu attitude dalam pertemanan. Teman terdaftar sebagai salah satu orang yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan penting dalam hidup. Selain itu juga pertemanan dapat mempengaruhi pola pikir seseorang. Jangan sampai dalam pertemanan hanya akan menambah beban hidup atau biasa dikenal dengan teman toxic.

     Hidup adalah seleksi alam, semakin dewasa semakin sedikit teman dan itu adalah hal yang normal. Mulailah fokus pada apa yang masih bertahan, jangan terpengaruh dengan angka yang sedikit. Berani memilih berbeda bukanlah sebuah kesalahan, tapi kebenaran yang sudah diharuskan. Usia semakin bertambah, pemikiran harus lebih difokuskan. Jangan terpengaruh dengan kata-kata yang mengusikmu, jadikan itu sebagai batu loncatan untuk prosesmu. Hargai yang masih ada dan tetap semangat. Karena sebaik apapun pilihan, akan selalu ada protes yang menentangnya. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tradisi Mopalus Kabupaten Buol

I dont know when i know.

Bagaimana itu?